Ketahui demam kelinci, penyakit yang kasusnya melonjak di AS

Demam kelinci, atau juga dikenal sebagai Tularemia, merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini umumnya menular kepada manusia melalui gigitan serangga seperti nyamuk atau kaki serigala, serta melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi seperti kelinci, tupai, dan rusa.

Belakangan ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus demam kelinci di AS telah melonjak sebanyak 37% dari tahun 2019 hingga 2020. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak berwenang untuk mencegah penyebaran penyakit ini lebih lanjut.

Gejala demam kelinci pada manusia biasanya mirip dengan gejala flu biasa, seperti demam, sakit kepala, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Namun, dalam kasus yang lebih parah, penyakit ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru, pneumonia, atau bahkan kerusakan organ dalam.

Untuk mencegah penyebaran demam kelinci, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain:

1. Hindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelinci liar atau tupai.
2. Gunakan perlindungan seperti sarung tangan saat berkebun atau berada di daerah yang rawan terinfeksi.
3. Cuci tangan dengan sabun dan air setelah berinteraksi dengan hewan atau area yang potensial terinfeksi.
4. Hindari mengonsumsi daging hewan liar yang belum dimasak dengan baik.
5. Segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala demam kelinci.

Dengan meningkatnya kasus demam kelinci di Amerika Serikat, penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Selain itu, edukasi tentang penyakit ini juga perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih aware dan siap menghadapi potensi penyebaran penyakit ini. Semoga dengan langkah-langkah yang tepat, penyebaran demam kelinci dapat dicegah dan dikendalikan dengan baik.